Kamis, 04 September 2014

Buru-buru Beli Rumah 2015 Rumah Subsidi Akan Di Tutup Pemerintah

sebelum memasuki ditahun 2015 mendatang jangan merasa kaget,segera persiapkan diri mulai saat ini juga,khususnya bagi masyarakan yang sampai saat ini belum juga memiliki rumah dan belum sempat terfikir dibenak untuk mempunyai rumah atau sering menunda-nunda waktu untuk membeli rumah.
berdasarkan informasi yang didapat melalui media online viva co.id  ditahun 2015 nanti tepatnya dibulan april kedepan pemerintah akan menghapus pengadaan tapak rumah murah yang saat ini sering biasa disebut rumah Flpp program pemerintah.yang disebabkan adanya polemik dari REI real estate indonesia dan pemerintah dan untuk ulasannya seperti yang tercantum dibawah ini
Keputusan Kementerian Perumahan Rakyat meniadakan subsidi untuk rumah tapak pada 2015 mulai menuai polemik. Keputusan ini dinilai belum matang karena ada beberapa hal yang berbeda dengan kenyataan di lapangan.
Sebelumnya, pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 3, 4, dan 5 tahun 2014. Berdasarkan Permenpera tersebut, diputuskan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) atau dikenal KPR bersubsidi tidak akan diberikan lagi kepada rumah tapak setelah 21 Maret 2015. Peraturan tersebut dimaksudkan untuk memaksa pembangunan rumah susun (rusun) dan menekan pertumbuhan rumah tapak.

Ketua Asosiasi Pengembang Real Estate Indonesia (REI), Eddy Hussie kepada VIVAnews, Jumat 2 Mei 2014 mengungkapkan, pemerintah perlu mengkaji lebih mendalam kebijakan ini. Eddy menuturkan, kebijakan tersebut merupakan upaya pemerintah untuk mendorong penggunaan hunian vertikal. Dan program ini memang baik, jika dilakukan di kota-kota besar padat penduduk.

"Di beberapa kota besar padat penduduk memang huniannya harus vertikal karena lokasinya sangat terbatas," katanya.

Namun, dia menambahkan, di daerah-daerah yang persediaan tanahnya masih banyak dan terjangkau, rumah tapak masih menjadi pilihan utama.

Menurutnya, di daerah-daerah kecil di luar Jakarta, masih banyak pengembang yang menjual rumahnya di angka Rp100 juta. Jika dibangun rusun harganya malah cukup tinggi.

Dia mengungkapkan, penetrasi FLPP di area rusunami (rumah susun sederhana milik) juga masih sulit. Apalagi harga rusunami tidak pernah mengalami penyesuaian dalam beberapa tahun belakangan.

Dia menambahkan, untuk itu, sebaiknya program ini tidak diberlakukan untuk semua daerah. "Berlaku di kota-kota besar padat penduduk saja seperti Jakarta dan Surabaya," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar